NASKAH
DRAMA
“Warna-warni Remaja”
Di suatu pagi yang cerah,cahaya
matahari hampir menyelimuti seluruh wilayah SMA Negeri 1 Rantepao yang siap
memulai segala aktivitas pendidikan. Siswa-siswi berseragam putih abu-abu yang
memasuki masing-masing kelasnya untuk menuntut ilmu. Tepatnya di kelas XI IPA I, tampak beberapa murid yang saling
bercakap-cakap menunggu pelajaran dimulai,yaitu Tiffany dan Tricha yang dikenal
sebagai anak nakal di sekolah itu.
Mereka adalah
anggota dari sebuah genk remaja nakal yang bernama “The BF4ever”. Dimana salah
satu anggotanya yang bernama Titin belum tiba di sekolah. Dua sekawan itu
sedang berbincang-bincang sambil menunggu kawannya Titin.
Tricha : Selama liburan ini, kamu berlibur ke
mana?
Tiffany : Liburan ini,aku berlibur ke Paris.
Tricha : Wow! Pasti seru deh! Di sana kamu
buat apa saja?
Tiffany :Seperti biasa, aku antar kucing aku
Tumang untuk ikut Cat Show International.
Tricha :Ohh. Ngomong-ngomong Titin mana yaa?
Tiffany :Iya ya, kan kita kurang seru kalau
belum lengkap.
Tiba-tiba Titin muncul dengan wajah yang berseri-seri.
Titin : Hai teman-teman, apa kabar ?
Tricha : Itu diaa.
Tiffany :Hai juga,kabar baik.
Titin : Dengar-dengar, ada siswa baru loh!
Pindahan dari desa yang kamseupay gitu! Iuhhh.
Tricha : Hah? Kita mau sekelas dengan anak
kampung? Aku gak sudi ahh..
Tiffany : Aku jugaa.
Kriiiiiing... Tanda bel masuk berbunyi. Pak guru memasuki
kelas mereka membawa tas andalnnya yang berwarna hitam.
Semua : Selamat pagi pak.
Pak Debertus:
Selamat pagi anak-anak, mohon perhatiannya! Hari ini kita kedatangan murid
baru, saya harap kalian dapat menerima ia dengan baik. Oya devi, silahkan
perkenalkan diri kamu.
Devi :Salama’ pagi sola nasang,
sangangku devi.
Debertus :Hmm. Devi,mohon maaf di sekolah ini tidak
diperbolehkan menggunakan bahasa daerah. Kamu harus menggunakan bahasa
Indonesia yang baku.
Devi :Iya pak, saya minta maaf. Selamat
pagi teman-teman,nama saya Devi,saya pindahan dari SMA 4 Pangala’. Saya pindah
ke SMA Negri 1 Rantepao karna mengikuti orang tua saya yang pindah tugas ke
Rantepao.
Debertus : Baik, sekarang silahkan kamu duduk di
bangku kosong di sudut sana.
Devi : Trimakasih Pak.
Tricha : Iihh.. aku nggak mau duduk sama dia!
(sambil berdiri dan menyentak meja).
Devi
hanya berdiri termenung dengan raut wajah sedih dan kecewa.
Debertus :Tricha,kamu tidak boleh seperti itu. Kamu
harus bersikap baik pada Devi,bahkan pada semua teman kamu.
Dengan raut wajah yang kesal, Tricha pun kembali duduk d
bangkunya dan membiarkan Devi duduk di sampingnya.
Debertus : Baik anak-anak,mari kita memulai
pelajaran kita.
Titin : Lihat tuh si Devi, dari penampilannya
saja kelihatan kampungan. (sambil berbisik ke tricha)
Tiffany : Iya, memang. Namanya juga pindahan
dari kampung.
Setelah beberapa jam proses
belajar-mengajar berlalu. Tanda bel pulang pun berbunyi. Seluruh murid XI IPA I
bergegas pulang . Terkecuali tiga sekawan itu, mereka tinggal
berbincang-berbincang di dalam kelas.
Tiffany : Teman-teman, setelah aku pikir-pikir,
gimana kalau kita kerjain si Devi?
Tricha : Iya boleh juga ide kamu!
Tiffany : Tapi, gimana caranya?
Titin :Ide kamu apa Tricha?
Tricha :Aku punya ide! Gimana kalau kita ajak
dia masuk genk kita,trus kalau ia berminat masuk, kita kerjain abis-abisan deh!
Titin :Setuju!!
Keesokan harinya, tiga orang sahabat itu tiba di sekolah dan
siap untuk melakukan rencana jahatnya.
Titin : Hai teman-teman,
Tricha :Hai Titin.
Titin :Kalian ingat kan, rencana kita
untuk ngerjain sih anak kampung itu?
Tiffany : Iya donk! Eh, itu dia si anak kampung!
Devi yang baru saja tiba di kelas, langsung menduduki bangkunya,di
samping Tricha.
Tricha : Hai Devi, aku Tricha! (Tricha hanya
berpura-pura baik terhadap devi sambil berjabat tangan dengan Devi)
Titin :Aku Titin. (Titin yang juga
berpura-pura baik,menjabat tangan Devi)
Tiffany :Hey kamu, mau nggak masuk genk kami?
Tricha :Iyaa kalau kamu masuk genk kami, pasti
seru!
Tiffany : That’s right Tricha!
Devi : Tapii,aku tidak bisa bergaya
seperti kalian (Dengan raut wajah yang polos dan lugu)
Titin :Alaaa.. nggak usah so’ jual mahal
deh!
Tricha :
Tiffany :
Devi pun
memikirkannya sejenak,dan akhirnya ia pun mau masuk genk itu.
Devi : Hmmm. Iya deh teman-teman,aku
mau. (Dengan senyum kecil dan hati yang ragu)
Titin : Nah,gitu donk!
Tricha :Ayo ikut kami! (sambil menarik tangan
Devi)
Tiga orang sahabat itu membawa Devi ke gerbang sekolah,yang
cukup tinggi. Di sana mereka mulai mengerjai Devi.
Tiffany :Untuk dapat masuk genk kami, kamu harus
bisa memanjat pagar ini,karna inilah yang biasa kami lakukan jika ingin bolos.
Titin : Iya Devi! Kamu pasti bisa kok,
panjat pagar ini. (sambil menepuk bahu devi)
Devi :Taaapiii.. ini kan bukan tindakan
yang benar. Maaf teman-teman aku tidak berani
melakukannnya.
Tricha :Ah Devi! Kamu kok seperti itu.
Ayoolaah!
Dengan berat hati, Devi pun mencoba memanjat pagar sekolah.
Namun,tiba-tiba Pak satpam yang terkenal galak itu datang menghampiri keempat
anak itu.
Devi : Baiklah teman-teman,aku akan
mencoba. (mulai memanjat pagar)
Elieser :Hey kalian! Apa yang sedang kalian
lakukan di sini? Apa kalian ingin berbuat ulah lagi?!
Tiffany : Tidak kok pak, kami Cuma mauuu,
kaburrrrr!!!
Elieser : Kalian benar-benar anak nakal!
Berhenti!
Seketika itu juga mereka berlari sekencang-kencangnya agar
tidak tertangkap oleh pak satpam. Devi pun meloncat dari pagar dan juga ikut
berlari dengan 3 anak nakal itu. Namun Devi tiba-tiba terjatuh, dan ia pun
tertangkap oleh pak satpam.
Elieser :Nah sekarang kamu tidak bisa kabur
lagi!
Devi :Ampun pak.. Saya hanya disuruh
oleh mereka.
Elieser :Terserah kamu ingin bilang apa, yang
jelas kamu harus saya bawa ke kantor. (sambil menarik Devi ke kantor)
Setibanya di kantor, di sana tampak pak Debertus yang merasa
bingung dengan kedatangan pak satpam membawa Devi. Pak satpam langsung melapor
kepada Pak Debertus.
Debertus :Ada apa ini? Kenapa kamu Devi?
Elieser :Begini pak, tadi saya mendapati ia
sedang mencoba memanjat pagar. Ia mencoba kabur, tapi untung saya berhasil
menangkapnya.
Debertus : Apa benar Devi,kamu melakukan demikian?
Devi : Iya pak, tapi sebenarnya saya
tidak ingin melakukannya pak. Saya hanya di suruh oleh Titin,Tiffany dan
Tricha.
Debertus : Oh begitu rupanya. Tapi, kamu tidak
seharusnya melakukan apa yang mereka katakan. Mereka itu anak nakal yang memang
sering berbuat onar di sekolah ini.
Elieser : Iya nak, kamu sebaiknya tidak bergaul
dengan mereka.
Devi :Maafkan saya pak,
Debertus : hmm. Tapi biar bagaimana pun hukuman di
sekolah ini harus tetap ditegaskan. Karna kamu telah melanggar peraturan, point
kamu harus saya kurangi.
Devi :Iya pak, saya menerima hukuman yang bapak berikan
(dengan wajah yang sedih)
Debertus :Baiklah, sekarang kamu boleh kembali ke
kelasmu. Pak, tolong bawa Devi ke kelasnya.
Elieser : Siap pak! Mari Devi, saya antar ke
kelas kamu.
Keesokan harinya,pelajaran sejarah yang dipimpin oleh pak
Debertus sedang berlangsung di kelas XI IPA I. Sementara pelajaran berlangsung,
tampak Tricha,Titin dan Tiffany sedang asyik bergosip dan sama sekali tidak
mendengarkan penjelasan pak Debertus. Tindakan mereka menciptakan kebisingan
dalam kelas, sehingga Pak Debertus pun marah.
Debertus : Anak-anak mari buka halaman 77, di sini
kita dapat melihat masa kerajaan Hindu Budda.
Tiffany :Teman-teman lihat tuh wajah pak guru,
lucu yaa..
Titin :Hahahahaha. Iya ya!
Tricha :Model rambutnya,bentuk wajahnya, mirip
kucing kamu tiffany!
Titin/Tiffany :Hahahahahahahaha.
Debertus :Kalian bisa diam tidak?!(wajah pak
debertus yang marah sambil menepuk meja dengan keras)
Devi : Teman-teman kalian harus diam,
sebelum pak guru menuju ke mari.
Ketiga anak itu tetap saja tertawa dengan kerasnya sambil
mengunyah permen karet. Sehingga amarah pak Debertus semakin naik dan segera
berjalan menuju meja mereka.
Debertus : Kalian benar-benar tidak menghargai saya
sebagai guru! Kalian harus dikeluarkan dari sekolah ini!.
Mendengar perkataan Pak Debertus, mereka tersentak kaget
dengan wajah yang kaku. Dalam hati mereka sangat takut, mereka khawatir akan
apa yang dikatakan oleh Pak Debertus sungguh akan dilakukan. Mereka berusaha
meminta maaf kepada pak Debertus, namun semuanya hanya sia-sia.
Tricha : Ampun pak, tadi kami sudah berlaku
tidak sopan.
Tiffany : Tolong maafkan kami pak, kami mengaku
salah.
Titin : Kami janji pak, tidak akan
mengulanginya lagi.
Debertus : Saya tidak memberi kalian toleransi lagi!
Karna kalian sudah kelewatan. Sebentar kami guru-guru akan mengadakan rapat
untuk memutuskan kalian dikeluarkan atau tidak. Sebaiknya kalian persiapkan
mental kalian,karna besok baru saya akan memberitahukan kalian keputusan rapat.
Pak Debertus pun segera
melangkahkan kaki keluar dari kelas itu. Perasaan ketiga anak itu sungguh
kacau. Rasa kesal,sedih,takut dan menyesal memenuhi hati dan pikiran
mereka.Mereka hanya tinggal duduk termenung sambil merenungkan kesalahannya.
Titin :Bagaimana ini teman-teman, aku
takut kalau kita benar-benar akan dikeluarkan.
Tricha : Aku juga takut, nanti aku mau bilang
apa ke papi mami aku.
Tiffany : Hmm. Ini semua karna ulah kita sendiri
teman-teman. Mau tidak mau, kita harus
menerima akibatnya.
Titin : Aku benar-benar menyesal sekarang,
seandainya saja waktu bisa kembali.
Tricha : Iya, seandainya waktu bisa terulang,
aku ingin perbaiki semua kelakuan burukku selama ini.
Tiffany : Seandainya saja, tadi kita bersikap
lebih sopan terhadap pak guru, pasti semuanya tidak akan begini.
Devi : Sudahlah teman-teman, kalian
tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi. Sekarang kalian hanya perlu membenah diri, menjadi lebih baik.
Titin : Devi, apa kamu masih dendam
terhadap kami?
Tricha : Pasti kamu dendam kan sama kami.
Devi :Tentu tidak, saya sama sekali
tidak dendam terhadap kalian.
Tiffany : Kami minta maaf ya Devi, atas sikap
buruk kami terhadap kamu selama ini.
Devi : Iya, saya sudah maafkan kalian
kok.
Devi yang merasa kasihan terhadap
teman-temannya pun berniat untuk menolong temannya. Ia berusaha agar temannya
akan diampuni oleh Pak Debertus. Sepulang sekolah, Devi berjalan menuju kantor
dengan tujuan untuk berbicara dengan Pak
Debertus. Setelah sekitar 30 menit mereka berbicara, Devi pun pulang ke
rumahnya.
Hari ini adalah hari dimana
penentuan genk “TheBF4ever” dapat bertahan di SMA Negri 1 Rantepao, atau
sebaliknya. Tiffany,Tricha dan Titin bersama-sama memasuki kelasnya. Dengan
wajah yang kusut mereka berjalan secara perlahan. Mereka duduk di bangkunya
masing-masing dengan hati berdebar-debar menunggu keputusan guru-guru. Tak lama
kemudian, datanglah Pak satpam memanggil mereka.
Elieser : Kalian Titin,Tricha dan Tiffany, mari
ikut bapak menuju kantor. Pak Debertus ingin bicara dengan kalian.
Titin : Pak eli,
Elieser : Ada apa? Apa kamu ingin mengejek saya
lagi?
Titin : Tidak Pak.
Tricha : Kami minta maaf ya pak, atas kelakuan
kami selama ini.
Elieser : Iya nak, tidak apa-apa. Saya memaklumi
kalian, sebagai remaja kalian tentu berwarna-warni. Terkadang kalian berwarna
gelap,yaitu disaat kalian berbuat buruk. Dan terkadang kalian juga berwarna
terang, yaitu disaat kalian menjadi anak-anak yang berbakti dan taat.
Tiffany : Bapak benar, remaja memang penuh warna.
Elieser : Ya sudah, mari anak-anak kita pergi.
Setibanya
di kantor,di sana pak Debertus telah menunggu mereka.
Semua : Selamat pagi pak (sambil menundukkan
kepala)
Debertus : Selamat pagi anak-anak. Silahkan kalian
duduk.
Elieser : Permisi pak, saya pergi dulu ya.
Debertus : Iya silahkan. Anak-anak, saya rasa saya
tidak perlu basa-basi lagi. Rapat yang kami adakan kemarin memutuskan bahwa
kalian, masih diberi satu kesempatan lagi.
Mendegar
hal itu, serempak mereka bertiga tersenyum penuh kelegaan.
Titin : Maksud bapak, kami tidak jadi
dikeluarkan dari sekolah ini kan Pak?
Debertus : Iya, (sambil mengangguk kepalanya)
Tricha : Yeeee.. kita tidak jadi dikeluarkan!
Tiffany :Horee. Trimakasih banyak pak.
Debertus : Kalian juga harus bertrimakasih kepada teman
kalian, Devi.
Titin : Memangnya kenapa pak?
Debertus : Karna dialah yang membantu kalian untuk
tidak dikeluarkan. Saya harap, dengan diberikannya kesempatan ini, kalian bisa
berubah menjadi lebih baik.
Semua : Siap pak!
Debertus : Sekarang kalian sudah bisa kembali ke kelas.
Tricha : Teman-teman, aku nggak nyangka Devi yang
selama ini kita jailin, ternyata peduli terhadap kita.
Tiffany : Iya ya, dia memang anak yang baik hati.
Aku mau deh berteman akrab dengan dia.
Titin : Gimana kalau kita jadikan Devy
sebagai anggota ke empat dari TheBF4ever.
Semua : Setuju!
Devi : Hai teman-teman! Bagaimana hasil
keputusannya?
Tricha : Kami masih bisa bersekolah di sini.
Devi : Syukur kalau begitu.
Titin : Devi, kami mau bilang sesuatu nih,
Devi : Apa?
Semua : Kamu mau tidak,masuk genk kami?
Devi : Tapii.
Tiffany : Tidak Devi, kami tidak seperti yang dulu
lagi. Kali ini kami sungguh-sungguh ingin berteman dengan kamu. Kamu mau yaa?
Plasee!
Devi : Kalian serius?
Tricha : Iya, kami serius!
Devi : Wah,iya aku mau!
Tricha : Jadi, mulai dari sekarang, kita berempat
bersatu dalam “TheBF4ever” yang penuh warna! (sambil merangkul seluruh
temannya)
Devi : Maksudnya?
Semua :Best Friend
Forever!!!
created by : Tiffany Mariyam Pasaka :)
_TAMAT_